Welcome to the Community Website
Makassar Tourism Ambassador


Diberdayakan oleh Blogger.

Selasa, 05 Maret 2013

Penghelatan Budaya Bugis Terbesar di Kab.Bone 2013 “Bone Tempo Doeloe “

 


Saoraja Community Management gelar kegiatan “Bone Tempo Doeloe”. Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka memperingati Hari Jadi Bone. Kegiatan ini akan digelar pada 5-7 April 2013 di Saoraja Museum Lapawawoi, Watampone, Kab.Bone, Sulawesi Selatan. Kegiatan yang akan berlangsung selama 3 hari ini terdiri dari Pameran Otomotif Antik, Pameran Benda Pusaka, Pameran Elektronik Antik, Pameran Keramik Antik, Pameran dan Lomba Fotografi, Pameran Seni Kerajinan, Pagelaran Seni dan Musik Tradisional, Festival Makanan Tradisional, Konvoy Budaya.
Andi Baso Bone
Andi Baso Bone
Menurut Andi Baso Bone, pembina Saoraja Community Management; kegiatan ini dibuat dalam rangka memeriahkan hari jadi Bone  yang diperingati tiap bulan April. Selain itu kegiatan ini membangun kembali memori kolektif masyarakat Bone secara khusus dan masyarakat Indonesia secara umum tentang kekayaan warisan budaya Bugis. Ini juga merupakan ajang bagi pengembangan minat dan bakat generasi muda dalam bidang seni dan budaya.
Bagi anda yang tertarik berpartisipasi dalam penghelatan event budaya terbesar di Kabupaten Bone ini dapat menghubungi panitia pelaksana kegiatan Bone Tempo Doeloe. Untuk informasi lebih lanjut bisa menghubungi:
Saoraja Community Management:
Saoraja Museum La Pawawoi
JL.M.H.Thamrin No 9 Watampone, Kab.Bone,Sulawesi Selatan,Indonesia.
Contact Person: Andi Baso Bone (085 242 400 327)

source: http://www.asiabusinessinfo.com/penghelatan-budaya-bugis-terbesar-di-kab-bone-2013-bone-tempo-doeloe/
»»  read more

Sabtu, 16 Februari 2013

Didin-Dissa, Wakil Sulsel di PDWI VII di Bali dan Blambangan


Salam pariwisata..!

Seperti yang kita ketahui bersama bahwa Pemilihan Duta Wisata Indonesia (PDWI) tingkat nasional 2012 telah dilaksanakan dengan sukses di Bali dan Blambangan Jawa Timur. Sebagai kompetisi tertinggi untuk pemuda-pemudi di bidang pariwisata, PDWI memiliki peran yang sangat besar dalam mengangkat pariwisata daerah ke permukaan dan saling berbagi dalam mempromosikan dan mensukseskan kegiatan pariwisata. Apalagi sebagai generasi muda, PDWI yang sudah tujuh kali dilaksanakan menjadi ajang berkumpulnya sepasang pemuda terbaik tingkat provinsi dimana pertemuan mereka menjadi pengalaman berharga. Moment indah menjalani karantina, menemukan hal-hal baru, mendapat keluarga baru, menilai kualitas orang merupakan sebagian kecil dari waktu sepekan itu. Memang singkat, namun sepekan yang sibuk telah menjadi waktu yang berharga yang tak bisa dilupakan. Sering kami mendengar bahwa kami tidak akan hilang kemana-kemana, karena ada satu keluarga besar di setiap provinsi seluruh Indonesia.

Untuk tahun 2012 ini, pihak penyelenggara melaksanakannya di dua tempat meski dengan kuantitas peserta yang lebih sedikit, yaitu Bali dan Blambangan, Jatim. Kalau 3 tahun kemarin di Maluku(PDWI IV), ada 21 provinsi yang bertanding. Nah di tahun ini, jumlahnya menurun menjadi 17 provinsi. Akan tetapi cukup representatif dari tiap wilayah Indonesia. Dara daeng Sulawesi selatan yang diwakili oleh Akhmad Muradi Wakhyuddin (Didin) dan Dissa Julia Paputungan merupakan sepasang finalis yang berangkat dari kemenangan mereka berdua di perlombaan tingkat provinsi. Tetapi keduanya merupakan anggota komunitas duta pariwisata Makassar yang membawa nama kota Makassar di pemilihan tingkat provinsi.


Untuk performance, didin dan dissa tidak ragu lagi karena dukungan dari ukm seni tari unhas dan disbudpar Makassar menjadi pertolongan yang sangat baik demi kelancaran proses kompetisi. Dengan mengangkat konsep bugis toraja, dissa dan didin menarikan tarian toraja di cultural performance dan nuansa pengantin bugis yang sangat menawan di Grandfinal. Sebelumnya mereka berdua telah pula mendapatkan pelatihan dan arahan dari beberapa orang alumni PDWI.
 
Meskipun tidak membawa pulang piala, tetapi sepasang pemuda ini telah menampilkan yang terbaik bagi Sulawesi selatan. Persiapan dirasa sangat mantap hanya saja dewi fortuna belum berada di pihak mereka. Akan tetapi sambut dissa di sela kesibukannya sebagai mahasiswa tingkat akhir jurusan hubungan internasional mengatakan (7/2), bahwa pengalaman yang mereka rasakan jauh lebih berharga dan akan menjadi acuan pembelajaran selanjutnya untuk menjadi lebih baik. “kak, peserta dari provinsi lain pintar dan cerdas.” Kata dissa menambahkan.

Untuk tahun ini, lima besar di peroleh Provinsi Aceh di posisi kelima, Banten diposisi keempat. Juara tiga diraih oleh Kalsel, juara dua diraih oleh Gorontalo dan duta wisata diraih oleh jawa tengah. Semenjak PDWI dilaksanakan, kontingen dari Jawa Tengah, merupakan finalis terkuat yang memang memberikan totalitas dari dinas Kebudayaan Pariwisata Provinsinya dan kualitas finalis di atas rata-rata. Melihat keputusan juri, Dissa dan Didin hanya dapat menerima secara lapang dada.  

Tapi satu yang pasti bahwa kompetisi ini adalah proses pembelajaran yang sangat baik bagi perkembangan mental pesertanya. Dimana pengalaman dengan orang baru, situasi baru, kinerja yang sangat disiplin serta memakan waktu akan memberikan pendewasaan untuk bisa menghargai potensi dan kesempatan yang ada. Kami akhirnya bisa sadar bahwa segala upaya ini tidak terbuang percuma selama kita bisa mendapatkan pelajaran dan memberi pencerahan, dan hal itu sudah menjadi satu dari sekian banyak pengalaman dari sepasang yang sangat berbakat dan berprestasi ini. Bulan juni mendatang Didin juga akan mewakili Indonesia dalam kompetisi tari tingkat dunia di Georgia, Eropa Timur. Begitu pula Dissa yang berkutat dengan skripsinya. Tiada hari tanpa kreativitas. Lanjutkan dan good luck teman-teman, ketika satu pintu tertutup, maka aka nada ratusan pintu lain terbuka. Kita hanya perlu berhenti sejenak untuk melanjutkan kreativitas yang tiada batas untuk memilih pintu lain. Selamat belajar…

»»  read more

Jumlah Wiswan ke Makassar Menurun

Jumlah wisatawan mancanegara yang masuk melalui pintu Makassar pada Desember 2012 mencapai 1.405 orang atau menurun 2,43 persen dibandingkan November 2012.

"Jumlah wisman pada November 2012 tercatat sebanyak 1.440 orang. Kondisi itu terjadi pula pada Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel berbintang di Sulsel," kata Kepala BPS Sulsel, Nursam Salam di Makassar, Rabu.

Berdasarkan data BPS Sulsel diketahui, TPK hotel berbintang di Sulsel pada Desember 2012 mengalami penurunan 0,66 poin dibandingkan November 2012 yaitu 49,14 persen pada November 2012 menjadi 48,48 persen pada Desember 2012.

Khusus TPK hotel bintang satu di Sulsel pada Desember 2012, tercatat 46,40 poin atau lebih tinggi dari periode November 2012 yang hanya 35,36 poin.

Sementara rata-rata lama menginap tamu asing dan Indonesia pada hotel berbintang di Sulsel selama Desember 2012 masing-masing adalah 4,24 hari dan 1,78 hari.

Adapun arta-rata lama menginap tamu asing di Sulsel pada Desember 2012 adalah 4,24 hari, sedang rata-rata lama menginap tamu Indonesia pada hotel berbintang di Sulsel yakni 1,78 hari.

"Dari jumlah wisman yang masuk melalui pintu Makassar, didominasi dari Malaysia, Singapura, Perancis, Inggris dan Jerman," kata Nursam.

Dia mengatakan, jumlah wisman dari lima negara tersebut berjumlah 1.022 orang atau sekitar 72,74 persen dari total wisman yang masuk melalui Makassar pada Desember 2012. (Editor : M Yusuf)

sumber: http://makassar.antaranews.com/berita/45076/jumlah-wiswan-ke-makassar-menurun-
»»  read more

Penuhi Kuota RTH, Pemkot Tanam Pohon di Anjungan

Makassar,- Pemerintah Kota (Pemkot) Makassar menyiapkan ratusan bibit pohon untuk memenuhi kuota 20 persen Ruang Terbuka Hijau (RTH) di areal Anjungan Pantai Losari yang juga ditetapkan sebagai space publik atau ruang publik. Rencana ini disampaikan Kepala Badan Perencanaan Pemabangunan (Bappeda) Kota Makassar, Ibrahim Saleh pekan lalu. "Anjungan itu publik space yang harus menyediakan RTH 20 persen dari luas wilayahnya. Ini sudah ketentuan sesuai perundang-undangan dan termuat di Ranperda Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)," kata Ibrahim.

Penyediaan RTH di wilayah anjungan tidak hanya sebagai syarat ketentuan dalam pembangunan publik space namun diharapkan bisa mengurangi suhu panas disiang hari dan juga menambah estetika anjungan, sehingga masyarakat bisa merasa betah meski berkunjung di siang hari. "Fungsi RTH tidak hanya memberikan udara segar namun juga bisa memberi kesejukan di siang hari. Tujuannya agar pengunjung betah dan bisa menambah keindahan terhadap anjungan itu sendiri," tambahnya.

Terpisah, Anggota Komisi C Bidang Pembangunan, Nelson M Kamisi juga sependapat atas rencana pengadaan pohon diareal anjungan. Hanya saja Nelson lebih menyoroti pemilihan bahan lantai anjungan yang dinilainya tidak berbasis lingkungan. Pasalnya lantai anjungan terbuat dari tehel yang bisa menimbulkan bias panas oleh sinar matahari. Sama halnya efek rumah kaca yang menimbulkan bias dan dapat berdampak pada meningkatnya suhu panas bumi.

"Saya sepakat ada RTH disana. Namun yang kami sayangkan, pemilihan bahan lantai anjungan yang menggunakan tehel. Harusnya bahan con block sehingga tidak menimbulkan bias panas matahari dan juga menyerap air jika hujan. Kalau seperti sekarang hujan anjungan malah tergenang air bahkan terlihat licin," sorotnya.(ril/war/C)

sumber: http://bahasa.makassarkota.go.id/index.php/lingkungan-hidup/1016-penuhi-kuota-rth-pemkot-tanam-pohon-di-anjungan
»»  read more